Syekh H.Mohd. Sekin, pada zamannya adalah tokoh ulama alam Kerinci kelahiran dusun Koto Pudung bekas Kemendapoan Tanah Kampung dikenal; sebagai sahabat dekat Syekh H.Mukhtar Ambai, kedua ulama kharismatik asal alam Kerinci selama bertahun tahun menjalin hubungan kekeluargaan, beliau berdua bersama sama mempelajari dan mendalami ilmu Agama Islam di Kota Suci Makkah, di Makkah Syekh H.Mohd Sekin menikahi Hj. Rijah seorang perempuan Kerinci asal Dusun Pulau Tengah, kembali dari mengaji dan mempelajari Ilmu agama Islam kedua tokoh Ulama ini kembali ke kampung halaman untuk mensyiarkan agama Islam di daerah masing masing, Syekh H.Mukhtar Ambai hingga akhir hayatnya menetap dan wafat di dusun Ambai,sedangkan Syekh H.Mohd Sekin lebih fokus berdakwah di wilayah Kerinci tengah dan sekitarnya, Syekh H.Mohd Sekin wafat tahun 1954, sementara Syekh H.Mukhtar Ambai wafat 1977
Pada saat Syech H.Mohd. Sekin mendalami ilmu agama Islam di Mekah ia menikahi Hj.Rijah yang tengah menimba ilmu agama Islam di Mekah. Hj. Rijah adalah cucu Tengku Beruke. sedangkan Tengku Beruke adalah Putra Syech Kuat dari istri yang kedua, Tengku Beruke memiliki 3 orang saudara seayah yakni H. Ratih.H.Raha dan Kali Rajo, Pada periode berikutnya beliau beliau inilah yang giat melakukan dakwah Islam ditengah tengah masyarakat dusun Pulau Tengah dan sekitarnya.
Kembali dari Tanah suci Mekah- Syekh H.Mohd. Sekin bersama istrinya Hj. Rijah menetap di Dusun Koto Pudung Kemendapoan Tanah Kampung, Sampai akhir hayatnya Syekh. H. Mohd. Sekin melakukan kegiatan dakwah dan membina umat melalui kegiatan pengajian di Surau papan di Dusun Koto Pudung Tanah Kampung.
Kegiatan pengajian yang dilakukan oleh Syekh.H. Mohd. Sekin dipusatkan di surau, para santri tidak hanya berasal dari Tanah Kampung, ratusan santri yang mondok di sekitar surau berasal dari daerah daerah tetangga.
Diantara santri berasal dari kawasan Tabir Ulu, Pangkalan Jambu Sungai Manau, Serampas dan Sungai Tenang (Kabupaten Merangin,Pen) dan dari daerah Tanah Tumbuh Bungo, Batang Asai Sarolangun dan sekitarnya.
Sampai di penghujung usia nya, Syekh. H.Mohd Sekin berada di dusun kelahirannya hingga menutup mata untuk selama lamanya, Kematian Syekh.H.Mohd Sekin tidak hanya di tangisi sanak keluarga saja, ratusan santri anak didik dan umat muslim di alam Kerinci merasa sangat berduka karena ditingggalkan pergi sang panutan dan ulama besar yang selama puluhan tahun membina mental dan aqidah umat Islam.
Masyarakat alam Kerinci saat itu sangat berduka atas wafatnya Syekh H.Mohd. Sekin, akan tetapi kesedihan tak berlansung lama, para jemaah anggota pengajian melanjutkan pengajian menimba ilmu pada Syekh H.Mukhtar Ambai, dan beberapa orang murid murid Syekh H.Mod.Sekin yang melanjutkan pendidikan ke Minangkabau
Tokoh ulama seangkatan dengan almarhum Syech. H.Mohd.Sekin diantaraya ialah Syekh H. Mukhtar Ambai, H.Nahri di Koto Iman, H.Yakub Kari Tanjung Pauh, KH.Abdullah Ahmad, Tengku Yamin Semurup KH. Djanan Thaib Bakri, H.Usman Talang Kemulun, H.Tengku Arif Talang Kemulun, M.Zen Yatim Sandaran Agung.
Selain itu terdapat tokoh ulama lainnya yang memiliki peran penting dalam usaha dakwah dan pemulian agama Islam di alam Kerinci, tokoh kharismatik tersebut ialah KH.Adnan Thaib, KH.Abdullah Ahmad, KH.AR. Dayah, KH. Djanan Thaib Bakri H. Abdul Kadir Djamil (Ketua Majelis Kerapatan Adat Alam Kerinci) KH. Saleh Djamil Murabby (Pulau Tengah) Buya H.Nalim Hiang Tinggi.
KH. Syekh H.Mohd Sekin (Wawancara Drs.Alamrus,M.PdI : 20:7:2013) pada masanya memberikan perhatian yang sangat besar terhadap masalah pendidikan khususnya dalam bidang pendidikan agama Islam, beberapa orang murid murid Syekh H.Mohd Sekin dan para pemuda di Kota Sungai Penuh melanjutkan pendidikan sekolah ” Parabek- Bukittinggi, Thawalib Padang Panjang, Lampasi, Payakumbuh dan ke Padang Pariaman.
Sebagai seorang ulama besar yang hidup pada zamannya Syekh.H.Mohd.Sekin merupakan tokoh panutan umat,ratusan santri dari daerah daerah tetangga berguru ilmu agama pada beliau,dan dikalangan umat Islam beliau dikenal memiliki ’Karomah”, Konon diantara Karomah yang beliau memiliki ialah beliau memiliki satu buah tongkat,dan binatang berbisa yang menyerang beliau menjadi tidak berdaya manakala beliau mengangkat tongkat tersebut, pernah suatu hari ketika beliau mengambil wudhu di tepian sungai yang membelah dusun Tanah Kampung, tanpa setahu beliau tongkat beliau hanyut terbawa arus, anehnya pada saat beliau selesai shalat magrib tongkat beliau sudah berada di mimbar tempat beliau memberikan dakwah/pengajian.
Pada awal abad ke 20,Masyarakat di Dusun Tanah Kampung dan di daerah daerah lain di alam Kerinci telah memeluk agama Islam, akan tetapi sisa sisa kepercayaan dan peradaban masa lampau masih melekat dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat,melalui dakwah dakwah yang beliau lakukan, secara perlahan lahan kepercayaan kepercayaan masyarakat terhadap roh roh nenek moyang,Bid’ah dan khurafat berangsur hilang.
Didalam Al’Qur’an Allah Swt, telah menurunkan begitu banyak perintah kepada umat manusia yang harus ditaati dengan sepenuh hati, akan tetapi di dalam Al-Qur’an itu sendiri tidak diterangkan mengenai tata cara menjalankan perintah perintah tersebut ,Oleh karena itu, di utuslah Rasulullah saw, Nabi terakhir, tugas Rasulullah saw adalah memberi contoh dan menuntun manusia kearah jalan yang sesuai dengan perintah perintah Allah Swt.
Dengan demikian sudah jelas bagi kita bahwa sebagai umat Rasullah kita di wajibkan mengikuti sunnah sunnah yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad,Saw,karena beliau adalah sebaik baiknya suri tauladan bagi kita.
Syekh.H.Mohd Sekin tidak hanya mengajar santri santri untuk mendalami Al’Qur’an, akan tetapi beliau juga memperkenalkan dan mengajarkan santri santri dan masyarakat untuk menghidupkan Sunnah Rasullullah Saw
Pada masa Syekh H. Mohd .Sekin, di alam Kerinci terdapat sejumlah ulama terkemuka, diantara ulama ulama itu ialah: H. Adnan Thaib, H. Abdurahman Dayah buya AR.Karim,dan H.Djanan Thaib Pada periode berikutnya sejumlah pemuda alam Kerinci lainnya banyak yang melanjutkan pendidikan Islam ke alam Minangkabau
Di antara para pemuda yang melanjutkan pendidikan ialah Buya Jasrial Zakir, Sandaran Agung, Buya Samad Tebing Tinggi, Dari Koto Pudung Tanah Kampung tercatat H.Bakri Buya H. Rusli, Tengku H. Hasan dan H. Rasul, Buya H. M. Arkam.
Para murid murid Syekh H.Mohd Sekin terutama yang berasal dari wilayah Bekas Kemendapoan Tanah Kampung pada gilirannya melanjutkan perjuangan Syekh H. Mohd .Sekin dalam melakukan Dakwah pemurnian ajaran Islam di alam Kerinci, dalam Usia lebih 70 tahun Syekh H. Mohd Sekin wafat dan dimakamkan di complek kediaman dan surau yang berada di Desa Koto Pudung - Tanah Kampung
Diantara santri / murid Syekh H.Mohd Sekin yang telah disebut diatas tercatat seorang ulama Buya H.Bakri Rasul bin Khatib Sapadat, lahir di Koto Tuo Tanah Kampung 22 April 1922. Sebagai sosok ulama yang memiliki pendirian yang teguh serta karena pengetahuan agama dan mengusai hukum hukum syariah beliau dipercayakan menjadi salah seorang anggota majelis Hakim Pengadilan Agama Sungai Penuh yang saat itu kekurangan tenaga hakim.
Sebagai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kantor Departemen Agama Kabupaten Kerinci pada masa itu beliau dipercaya menjadi salah seorang pengawas di Kantor Departemen Agama Kabupaten Kerinci sekaligus menjadi ulama yang giat melakukan dakwah dan memberikan pengajian pada kelompok kelompok pengajian di Tanah Kampung, Sungai Penuh dan alam Kerinci umumnya.
H. Bakri Rasul Bin Khatib Sapadat, Wafat tanggal 12-8-2012 dalam usia 90 tahun setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Mayjen. H.A. Thalib Sungai Penuh, almarhum dikebumikan di Pemakaman Umum Kayu Ajo Kota Panap Kecamatan Tanah Kampung Kota Sungai Penuh(Nrl /BJ/Rita)
Posting Komentar Blogger Facebook