Sungai Penuh. Penanaman  tanaman Kopi di areal lokasi perkebunan teh PTP.Nusantara 6 di Kajoe Aro mendapat sorotan tajam dari sebagian besar   tokoh masyarakat dan aktifis  Lingkungan dan Pemerhati wisata di alam Kerinci, sorotan dan kecaman berawal dari  uji coba penanaman  tanaman kopi di afdeling D Kebun Kajoe Aro yang telah dilaksanakan sejak satu tahun terakhir, dan saat ini   lebih seratus hertar  tanaman teh di lokasi afdeling D  sudah di babat dan tengah dilakukan perluasan penanaman kopi.
Ketua LSM Geger   Zony Irawan dan pemerhati sosial  Salimin  mempertanyakan mempertanyakan  sikap  Direksi PTP.Nusantara 6 yang melakukan  pengalihan  pemanfaatan lahan dari peruntukkannya, pada hal kita semua tahu  bahwa sejak zaman Belanda hingga  saat ini Hak Guna Usaha (HGU)  diperuntukkan untuk lahan usaha perkebunan  dan pabrik Teh, kok sekarang tiba tiba  di  alih fungsikan   menjadi kebun kopi
Kehadiran Perkebunan Teh dan Pabrik Teh di Kajoe Aro semestinya tidak hanya dilihat dari satu sisi  saja, memang  kita mendengar bahwa sejak 15 tahun terakhir Perkebunan Teh di Kajoe Aro selalu merugi, dan hingga saat ini pun Konstribusi PTP.N.Kebun Kajoe Aro tidak memberikan kosntribusi  bagi pemerintah dan  masyarakat kecuali  sumbangan dalam bentuk PBB, dan itupun jumlah nya  sangat kecil, akan tetapi  dengan kehadiran  Kebun teh terluas di dunia ini  membuat Sakt Alam Kerini  dikenal kedunia luas “kata Zony Irawan “
Teh hasil produksi dari alam Kerinci  sejak masa kolonial telah di kenal sebagai teh kualitas  nomor 1 di dunia, dan Teh  yang dikenal sebagai teh Typo yang di produksi perusahaan  Inggeris produsen teh premium dunia  menggunakan bahan baku utama dari teh Kajoe Aro, dan teh ini  dikonsumsi oleh keluarga bangsawan Eropa, bahkan Ratu Belanda  mulai dari ratu Wihelmina, Ratu Julianan hingga ratu Beatrix   mengkonsumsi Teh Kajoe Aro”Ujar  Zony Irawan dan Salimi”
Selama ini   Teh Kajoe Aro telah memberikan konstribusi  devina  bagi negara dan meski sejak 15 tahun terakhir  selalu di kabarkan merugi .akan tetapi ini tidaklah  menjadi alasan bagi Direksi PTP.N 6 untuk membabat  tanaman teh  dengan  mengalihkan ke  Tanaman Kopi, apakah ada jaminan   harga kopi akan terus membaik? Atau apakah sudah dipastikan harga teh terus anjlok? Inikan harus di kaji secara cermat bukannya  main terabas saja.apalagi  izin pengaliha lahan HGU dari Teh ke Kopi  hingga saat ini belum ada kejelasan”Imbuh Zony  Irawan”
Manager  dan Asisten PTP.Nusantara 6 Kebun Kajoe Aro yang beberapa kali di hubungi belum berhasil di hubungi,  menurut staf  Kamiyanto dan Sunarto administrasi
Kebun Kajoe Aro Manager  sedang tidak ada di ditempat, padahal  menutut pantauan wartawan media ini dan informasi yang di peroleh dari salah seorang mandor  manager  saat hendak di hubungi  sedang berada di Pabrik, sementara  Asisten Administrasi dan umum Novalino,SH  menolak memberikan penjelasan, silahkan saudara tanya lansung kepada Direksi atau Direktur Utama PTP.N.6, dan jika ingin meminta keterangan dari Manager atau dari asisten  tolong minta  rekomendasi atau nota dari Direksi atau Direktur Utama’kata Novalino,SH, dengan nada tidak bersahabat dan terkesan menutup nutupi masalah pengalihan  tanaman Teh ke tanaman Kopi”
Wakil Bupati Kerinci Zainal Abidin,SH,MH ketika di hubungi di ruang kerjanya  membenarkan  bahwa secara lisan pihak PTP.N.6 sudah  memberitahu akan menanam Kopi d lahan teh seluas  1.000 Hektar, akan tetapi  pada saat itu kita sudah minta agar  dilakukan pertemuan  untuk presentasi  dihadapan Bupati dan DPRD.Kerinci,  dan hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Kerinci belum memberi rekomendasi dan Izin untuk pengalihan peruntukkan lahan dari HGU Kebun Teh ke Kebun Kopi”.
Zainal Abidin,MH, mengingatkan agar pihak Managemen PTP.Nusantara 6 untuk melakukan kajian secara lebih mendalam tentang  penanaman kopi  dengan memanfaatkan kebun teh, sementara disisi lain sejak beberapa tahun terakhir telah di lakukan peremajaan kebun  teh yang jumlahnya mencapai ratusan hektar.
Yang jelas hingga saat ini secara resmi Pemerintah Kabupaten Kerinci belum pernah memberikan persetujuan resmi untuk pengalihan pemanfaatan HGU kebun Teh  menjadi kebun kopi yang rencananya  menurut informasi yang diterima  mencapai 1.000 Hektar yang akan di tanam di sejumlah afdeling di kawasan perkebunan teh PTP.N.6 kajoe Aro.Ujar Wakil Bupati Kerinci “
Buvari.R.Temenggung  Pemerhati budaya dan penggiat Pariwisata di alam Kerinci  mengecam tindakan sepihak yang dilakukan  Direksi PTP.Nusantara 6 yang tanpa  izin resmi dari Pemerintah setempat da rakyat Kerinci selaku pemilik lahan, tindakan mengalihkan tanaman Teh ke Tanaman Kopi   secara tegas telah  melukai hati masyarakat se alam Kerinci, sebaiknya piha Direksi PTP.N 6  melakukan kajian secara mendalam dan jangan hanya memikirkan untung rugi dari kacamata  mereka sendiri,  kehadiran Kebun teh  sejak zaman kolonial telah membuat Kerinci di kenal hingga mancanegara dan kebun /pabrik teh  Kajoe Aro  disamping menjadi kebanggaan rakyat Kerinci-Jambi juga  menjadi  daya tarik wisata Nusantara.
Usaha Sektor Pariwisata juga menjadi  salah satu  sumber penerimaan Devisa negara, dan semestinya PTP.N harus mempertimbangkan  manfaat dan mudharat penanaman Kopi  di lahan Kebun teh Kajoe Aro, apa Direksi bisa memastikan harga teh  selalu akan anjlok saya kira jika Teh Kajoe Aro  di pasarkan secara luas di dalam negeri   pasti akan menambah pendapatan negara, toh selama ini  rakyat indonesia  hanya menikmati Teh kwalitas paling rendah, yang bermutu  selalu di jual ke Luar Negeri.
Pertanyaan lain apakah  Harga Kopi  dapat di pstikan akan selalu stabil? Jika harga kopi turun apakah  harus di tebang lagi? Inikan perlu kajian secara adil,  menyeluruh dan harus melibatkan Pemerintah Daerah dan rakyat Kerinci, dan jangan asal semau gue”Kata Buvari R.Temenggung”
Insya Allah  dalam waktu dekat  saya atas nama aliansi LSM dan Masyarakat Peduli  Teh Kajoe Aro akan  mengirimkan surat  atau nota protes kepada  Menteri BMUN, Menteri Hutbun,Menteri Pariwisata  termasuk kepada Bapak Wakil Presiden RI , Pemerintah Propinsi dan Kabupaten termasuk kepada MPK- Indonesia.
Mesti diakui, bahwa Teh Kajoe Aro merupakan teh terbaik di dunia, tapi sayangnya  bangsa Indoneia  tidak mampu membeli dan tidak dapat menikmati teh terbaik yang dihasilkan dari Bumi Sekepal  Tanah Dari Surga, yang di produksi Pabrik Teh Kajoe Aro
Untuk sekedar  mengigatkan  bahwa Perusahan Teh Kayu Aro dibuka oleh perusahaan Belanda dengan nama Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdan (NV HVA) tahun 1925, merupakan perkebunan teh terluas di dunia setelah perkebunan teh Darjeling di kaki gunung Himalaya, dengan luas 3.020 hektar, yang rata-rata menghasilkan 80 ton daun basah per harinya.
Sebuah cacatan menyebutkan bahwa budaya minum teh ditemukan oleh Kaisar Cina Shen Nung secara tidak sengaja tahun 2737 SM, yang ternyata sudah populer di daratan Cina pada 800 SM, yang dari Cina dibawa ke Jepang oleh pendeta Budha, sehingga teh diasosiakan dengan ajaran Zen, dengan rangkaian prosesi rumit dan indah, namun nilai Zen menghilang saat menjadi kompetisi dan proses penyajian dikuasai oleh Geisha.
Pada masa berikutnya  Pangeran Ikkyu (1394-1481) mengembalikan kemurnian uparaca minum teh di Jepang. Hingga saat ini warga Tionghoa di Indonesia masih melakukan upacara minum teh sebelum Upacara Pernikahan, sebagai tanda bakti kepada orang tua.
 Di Eropa sendiri mulai berkenalan dengan teh pada masa ekspansi Bangsa Portugis, yang disebut "cha", awalnya melalui istri Raja Charles II, Catherine of Braganza, memperkenalkan kebiasaan minum teh ke Inggris Raya tahun 1660, dengan ritual minum teh sore hari dengan waktu yang ketat, perkakas, tata krama dan teman sepergaulan minum teh.
 Di Indonesia sendiri, tidak ada upacara atau acara khusus minum teh dikalangan rakyat biasa, namun waktu jaman kolonial Belanda, "tea time" ini hanya untuk kalangan bangsawan, adalah sebagai ajang silahturahmi. Dan sekarang umumnya teh diminum pagi hari sebagai teman sarapan atau menjelang sore hari.
Dan  meski   lahan Kebun Teh Kajoe Aro merupakan   bagian yang tidak terpisahkan dari bumi alam Kerinci, namun   rakyat semesta alam Kerinci  termasuk  masyarakat nusantara lainnya  tidak akan pernah dapat membeli dan menikmati Teh Nomor I yang dihasilkan dari Kebun Kajoe Aro, jika  ada yang ingin mencoba membeli Teh kwalitas Nomor Wahid silahkan datang Ke Inggeris  atau  negara Brunei dengan harga yang selangit

Rakyat Kerinci pemilik Ranouh alam Kincai, tapi rakyat hingga saat ini tidak menikmati secara lansung konstribusi dari hasil kebun teh Kajoe Aro, Pemerintah Daerah hanya  menerima pendapaatan dari sektor PBB, dan itupun  jumlahnya  jauh dari yang di harapkan( BJ-Rita) .

Posting Komentar Blogger

 
Top